Tugas Orientalisme Dalam Hukum Islam
by Unknown
Tugas
Orientalisme Dalam Hukum Islam
`
Ignaz Goldziher
· Biografi Ignaz Goldziher
Ignaz Goldziher adalah orientalis Hungaria yang dilahirkan dari keluarga
Yahudi pada tahun 1850 Masehi. Ia belajar di Budapest, Berlin dan Leipzig.
Ignaz Goldziher merupakan anak yang selalu ingin tahu, keinginannya untuk
memperdalam keilmuannya sangat kuat. Banyak guru-guru yang memuji kepiawaiannya
dalam mendefinisikan suatu permasalahan.
Semasa di Budapest, Berlin dan Leipzig dia belajar tentang kajian Islam dan
pengetahuannya tentang Islam itulah yang membuatnya merasa perlu untuk menimba
ilmu langsung di dunia Islam.
Pada tahun 1873 ia pergi ke Syiria dan belajar pada Syaikh Thahir
al-Jazairi. Kemudian pindah ke Palestina lalu ke Mesir dimana ia belajar dari
sejumlah ulama al-Azhar.
Sepulangnya dari al-Azhar ia diangkat menjadi guru besar di Universitas
Budapest. Karya-karya tulisannya yang membahas masalah keislaman banyak
dipublikasikan dalam bahasa Jerman, Inggris dan Prancis. Bahkan sebagaian
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dan yang paling berpengaruh dari
karya-karya tulisannya adalah buku yag berjudul: Muhammadanische Studien, di
mana ia menjadi sumber rujukan utama dalam penelitian hadis di Barat. Di
samping karyanya yang lain seperti: Le Dogme et Les Lois de L’Islam (The
Principle of Law is Islam), Introduction to Islamic Theology and Law, Etudes
Sur La Tradition Islamique. Ignaz Goldziher meninggal pada tahun 1921[1]
· Pemikiran Ignaz Goldziher
1. Mengenai Islam
Ignaz berpendapat bahwa
Islam bukan berasal dari wahyu, melainkan dari pengaruh asing, khususnya dari
pengaruh Yahudi dan Kristen. Menurutnya, Muhammad sebagai pendiri Islam tidak
mecetuskan ide-ide baru. Peraturan-peraturan pun diambilnya dari
sumber-sumber asing; ia melihatnya sebagai peraturan yang diperlukan untuk
membangun kehidupan yang sejalan dengan kehendak Allah. Pemikiran-pemikiran
yang begitu menakjubkan dan menggugah hati sanubarinya dianggap dan ditangkpnya
sebagai wahyu Ilahi. Pengalaman-pengalaman ekstern spriritual semakin
meneguhkan keyakinannya tersebut.
2. Mengenai hadits
Sulit bagi Ignaz untuk
mengakui keotentikan hadits mengingat ada rentang waktu yang sangat panjang
antara kodifikasi hadits dan Nabi Muhammad SAW.Baginya, tidak ada bukti empiris
yang menunjukkan bahwa hadits yang beredar memang pada awalnya berasal dari
Muhammad SAW. Dalam pandangan Goldziher, yang telah terjadi adalah "back
Projection." Maksudnya, para perawi hadits meriwayatkan haditsnya dengan
mengatasnamakan Muhammad, padahal Muhammad sendiri tidak mengatakan itu.
Disamping itu, hadits
itu palsu karena adanya tendesi yang melatarbelakanginya, kepentingan politik
dan ideologis dari kaum muslimin yang saat itu sudah terpecah belah.
Sebagai contoh, dia
menyatakan bahwa hadis-hadis yang berkenaan dengan larangan dan anjuran
penulisan hadis itu berstatus maudhu‘. Semua hadis ini telah dibuat-buat oleh
kelompok muhaddits dan ahl al-ra'y (ahli fikih) untuk mendukung pendapatnya
masing-masing. Hadis-hadis tersebut adalah :
1) Hadis tentang larangan menulis sabda Nabi Muhammad Saw dari Abu Sa‘îd
al-Khudry:
لَا تَكْتُبُوا عَنِّي وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ)...الحديث (رواه مسلم
“Jangan kalian tulis
ucapan-ucapanku, dan barangsiapa menulis ucapanku selain al-Qur'an, hendaknya
ia menghapusnya!"
2)
Hadits tentang anjuran Nabi Saw untuk menulis sabdanya dari Abu Hurairah:
اكْتُبُوا لِأَبِي شَاهٍ)...الحديث(
رواه الشيخان
“Tuliskanlah untuk Abu
Syah!...."
Menurutnya, hadis
yang berisi tentang larangan Nabi Saw atas penulisan hadis telah dibuat
oleh ahl al-Ra'y, sedangkan hadis yang kedua yang memperbolehkan bahkan
menyuruh penulisan hadis dibuat oleh para muhaddits.
3. Mengenai qira’at
Pemikiran-pemikiran
mengenai qira’at tertuang dalam karyanya Die Riechtungen der islamischen
Koranauslegung yang dalam edisi Indonesia berjudul Madzhab Tafsir
Dalam buku tersebut,
Ignaz mengungkapkan bahwa perbedaan qira’at itu berasal dari
karakteristik tulisan arab itu sendiri yang bentuk huruf tertulisnya dapat
menghadirkan suara (vokal) pembacaan yang berbeda, tergantung pada perbedaan
tanda titik yang diletakkan di atas bentuk huruf atau dibawahnya serta berapa
jumlah titik tersebut.
Untuk menguatkan pendapatnya, dia memberikan contoh perbedaan qira’ah pada
surat al-A’raf ayat 48:
وَنَادَىٰ أَصْحَابُ
الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُم بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَىٰ عَنكُمْ
جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ ﴿٤٨﴾ الأعراف: ٤٨
“Orang-orang yang di atas al-a’raf memanggil beberapa orang
(pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya
dengan mengatakan, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu
sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.” (al-A’raf:48)
Sebagian sarjana (ulama) qiraat membaca lafadz تَسْتَكْبِرُونَ yang tertulis
dengan huruf ba’ (dangan satu titik) dengan bacaan تستكثرون,
yaitu dengan huruf tsa’ (bertitik tiga).
4. Mengenai filsafat
Ignaz menganggap bahwa
filsafat Yunani, pemikiran Plato, Aristoteles, dan Neo-Platonik merupakan
filsafat Islam. Menurutnya perkembangan dogmatis Islam berlangsung menurut
jejak alam pikiran yunani; di dalam system hukumnya pengaruh hukum Romawi tidak
bisa disangsikan; organisasi menunjukan adaptasi ide-ide politik Persia; ilmu
Islam menggunakan cara-cara berpikir Neoplatonisme dan Hindu. Pada setiap
bidang tersebut Islam menunjukan kemampuannya untuk menyerap dan melebur
unsur-unsur asing itu dengan sedemikian tuntasnya, sehingga ciri-ciri asing
tersebut hanya bisa dideteksi dengan analisis terhadap riset kritis secara
cermat.[2]
·
Krya Ignaz goldziher
Ia banyak menerbitkan
sejumlah besar risalah, artikel review dan esai yang berkontribusi pada koleksi
Hungaria Academy. Sebagian besar karya-karya ilmiah itu masih dianggap relevan.
Selain karya-karya ilmiah itu, Goldziher menyimpan catatan yang relatif pribadi
refleksinya, catatan perjalanan dan catatan harian.
Karya-karya tulisannya
yang membahas masalah keislaman banyak dipublikasikan dalam bahasa Jerman,
Inggris dan Prancis. Bahkan sebagian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Karya
yang paling berpengaruh hasil tulisannya adalah Muhammadanische Studien,
di mana ia menjadi sumber rujukan utama dalam penelitian hadis di Barat.
Golziher telah banyak
menghasilkan banyak karya dalam berbagai bidang, baik akidah, fikih, tafsir,
hadis, maupun sastra. Hasil karya kreatifnya diantaranya :
1. Muhammedanisnche Studien (Studi Pengikut Muhammad, 2 jilid, 1889-1890)
2. Vorlesungen über den Islam (Introduction to Islamic Theology and Law)
3. Muslim Studies
4. Methology Among The Hebrews And Its Historical Development
5. On The History of Grammar Among The Arabs
6. Zahiris: Their Doctrine and Their History, a Contribution diterbitkan pada
tahun 1884.
7. Short History of Classical Arabic Literature
8. Le Dogme et Les Lois de L’Islam (The Principle of Law is Islam)
9. Etudes Sur La Tradition Islamique, dan karya-karya tulis lainnya.
10. Die Riechtungen der
islamischen Koranauslegung (Mazhab-Mazhab Tafsir dalam Islam, Leiden,1920)[3]
[1] mazhab-tafsir-ignaz-goldziher,
http://andromedazone.blogspot.com,
di unduh tgl, 01-10-2012
[2] ,Ignaz
Goldziher-LA, http://ndal-ndol.blogspot.com,di
undug tgl 01-10-2012
[3] Ibit