Perilaku Konsumen
by Unknown
PERILAKU KONSUMEN
A.
Latar
Belakang
Dalam dunia Marketing, banyak hal yang harus kita
pelajari, karena dalam memasarkan suatu produk yang ingin kita jual kita perlu
mempertimbang berbagai macam hal termasuk perilaku konsumen, yaitu mata kuliah
yang kita ambil di semester ke lima ini, didalam mempelajari perilaku konsumen
tersebut, terdapat pula macam-macam hal salah satunya yang akan kita bahas
selanjutnya yaitu tentang kelas dan status sosial.
Kelas dan status sosial tidak hanya berpengaruh
terhadap dunia sosialnya, tapi juga menjadi syarat kita dalam mempelajari prilaku
konsumen, perbedaan kelas dan status social bias berdampak pada perbedaan
keinginan, kebutuhan bahkan bisa sampai pada perbedaan tempat membeli suatu
produk meskipun produk yang dibeli sama. Sebagai contoh diindonesia masyarakat
dengan strata sosial rendah akan membeli barang-barang kebutuhan di pasar
tradisional sedangkan masyarakan dengan strata yang lebih tinggi akan lebih
suka belanja di supermarket.
Meskipun contoh diatas bukan merupakan suatu
pengklasifikasian yang pasti, bahwa semua orang yang belanja di pasar
tradisional adalah orang tidak mampu sedangkan yang belanja di supermarket
adalah orang kaya, tapi itu bias menjadi sedikit contoh dalam mempelajari kelas
dan status sosial agar dapat memahami perilaku konsumen.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah kali ini, kami merumuskan beberapa masalah yang akan kita
jelaskan :
1.
Stratifikasi sosial
2.
Apa yang dimaksud dengan kelas sosial?
3.
Apa yang menentukan kelas sosial?
4.
Bagaimana cara mengukur kelas sosial?
5.
Apakah kelas sosial berubah?
6.
Pemasaran untuk pasar kelas social?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Stratifikasi Sosial
Sistem kelas dan
status sosial ada didalam setiap Negara didunia, di inggris dan dieropa, konsep
itu begitu penting sehingga ESOMER (European society and marketing research)
mendirikan sebuah kelompok kerja untuk merancan pertanyaan - pertanyaan agar penelitian tetnang kelas
sosial dapat dibandingkan dari satu Negara ke Negara lain, Jepang adalah sebuah
negara dengan harapan kaku mengenai kelas sosial, walaupun proporsi sosial ada
kelas menengah, diamerika latin banyak Negara memiliki jumlah yang sangat besar
dari kelas bawah yang berjuang melakukan eksistensi, sememtara kelas kecil
tetapi kaya membeli barisan luas produk yang berfungsi sebagai simbol yang
tampak dari keanggotaan kelas.
Penempatan kelas sosial diilustrasikan oleh bir, suatu
produk yang banyak dibeli oleh kelas menegah dan bawah, berlawanan dengan
anggur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kelas menegah keatas. Di indonesia telkomsel yang mulai terkenal
pada awal adanya telepon selular pada tahun 1995 mengeluarkan KARTU HALO
sebagai salah satu produknya, dewasa ini KARTU HALO lebih diperuntukan untuk
kalangan elit dengan berbagai fitur tersendiri dan telkomsel serta kartu AS diperuntukan untuk kalangan
luas, dalam kasus ini telkomsel sangat jarang mempromosikan kartu halo di media
massa karena pada dasarnya lebih diperuntukan untuk kalangan tertentu.
Pengertian akan perkembangan kelas social penting dalam
memahami konsumsi karena dua alas an tambahan. Pertama, konsumen menggunakan
gaya hidup yang syaratkan didalam kelas orisinal mereka, walaupun orang
bergerak naik turun dalam struktur kelas. Kedua, gaya hidup kelas menengah atas
cenderung merangkak turun dan menjadi diterima secara umum oleh masyarakat
selebihnya
B.
Kelas sosial
Berdasarkan karakteristik
stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan
dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama,
walaupun pada hakikatnya mewujudkan system kedudukan yang pokok dalam
masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus
membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas sosial atau golongan sosial
mempunyai hati yang relative lebih banyak dipakai untuk menunjukan lapisan sosial
yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi kelas sosial atau
golongan sosial adalah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial
berdasarkan kriteria ekonomi.
Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial
terdiri atas 3 bagian yaitu:
a.
Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau
golongan :
- Golongan sangat kaya : Merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat.
Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
- Golongan kaya : Merupakan golongan yang cukup banyak terdapat didalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pedagang, dsbnya.
- Golongan Miskin : Merupakan golongan terbanayak dalam masyarakat.
Mereka kebayakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi
tiga golongan, yakni:
- Golongan kapitalis atau borjuis : Mereka yang menguasai tanah dan alat
produksi.
-
Golongan Menengah : Terdiri dari pegawai pemerintah.
- Golongan Prolentar : Mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
b.
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam peghormatan dan status
sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena
memiliki status social yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah
karena memiliki status sosial yang rendah.
c.
Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.
Seorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tertinggi
sedangkan yang tidak mempunyai wewenang berada dilapisan bawah.
C.
Menentukan Kelas Sosial
Kelas sosial bukan hanya
ditentukan oleh pendapatan seorang individu namun juga dapat dibedakan dalam
berbagai hal, antara lain :
1.
Pekerjaan
Sebagai contoh, didaerah dieropa mengklasifikasikan
strata social berdasarkan pekerjaan kepala keluarga, kelas menegah atas diisi
oleh individu yang mempunyai pekerjaan sebagi dokter, akuntan, direktur, atau
konsultan. Kelas menengah diisi oleh manager tingkat menengah, dosen, dan
suster. Kelas menengah bawah diisi oleh manager junior, pengawas, dan karyawan
kantor. Kelas pekerja terampil diisi oleh mandor, petani, dan tukang. Kelas
pekerja diisi oleh buruh dan pelayan. Sedangkan kelas bawah terdapat buruh
penghasilan rendah dan pengsiunan.
2.
Prestasi Pribadi
Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh
keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain didalam suatu
pekerjaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang berhasil mendapatkan nilai
tinggi akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari pada mahasiswa lain
yang memiliki nilai rendah.
3.
Interaksi
Orang merasa paling senang jika mereka berada bersama
orang dengan nilai dan prilaku yang sama, sosiolog yang menekankan analisis
interaksi social kadang disebut kelompok “Siapa mengundang siapa, untuk makan
malam” didalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interkasi
dianggap sebagai kelompok determinant utama dari kelas social.
4.
Kepemilikan
Pemilihan
adalah simbol pemilihan kelas bukan hanya dari jumlah kepemilikan tapi juga
dari sifat yang dibuat. Seorang dengan strata sosial yang tinggi akan memiliki
berbagai macam barang yang bernilai tinggi pula, baik dari segi estetika maupun
materinya. Sedangnkan orang yang strata sosial rendah kepemilikan barangnya
bernilai lebih rendah dari orang yang lebih kaya.
5. Orientasi Nilai
Nilai menunjukan kelas sosial dimana seseorang
termasuk didalamnya. Ketika sekelompok orang berbagi seperangkat kepentingan
bersama yang abstrak untuk mengorganisasi dan menghubungakan banyak sifat
spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan kelompok dengan tingkat dimana ia
memiliki nilai ini.
6. Kesadaran Kelas
Kelas sosial seseorang ditunjukan hingga jangkauan
tertentu. Dengan seberapa sadar orang bersangkutan akan kelas sosialnya didalam
satu masyarakat, biasaya orang yang sadar akan kelasnya, yaitu; orang yang
berasal dari kelas yang tinggi meskipun orang yang berasala dari golongan
rendah lebih sadar akan realitas kelas sosial dirinya.
D.
Bagaimana mengukur kelas sosial
Banyak metode sudah dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan
kelas social. Untuk para peneliti konsumen, tujuannya biasanya adalah
menghubungkan variable terkait (dependent variable) seperti pemakaian produk,
preferensi merek, sikap, citra dan pelanggan took, dengan variable bebas
(independent variable) dari kelas social. Dengan penilitian seperti ini,
barangkali mungkin untuk mendifinisikan pangsa pasar kelas social dan mengerti
pola konsumsi serta pembelian dari pangsa itu.
Metode penelitian kelas social terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.
Metode teoritis dan keabsahan
Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada
orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain.
Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah
satu pelopor didalam studi kelas social di Amerika Serikat. Selanjutnya
diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh
Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik
yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan
mereka yang informal.
Penelitian toeritis memberikan suatu arus data empiris
dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarnag menghubungkan kelas social
dengan konsumsi.
2.
Metode penelitian pemasaran
Para peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas
untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran.
Metode objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam
nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering
digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat
tinggal, pemilik barang, dan afiliasi
organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal
dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas
sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial
seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai
diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan
sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua
alasan:
a.
Responden cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
b.
Responden menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan
selanjutnya membesar-besarkan ukuran kelas menengah.
E.
Apakah kelas sosial bisa berubah??
Apakah kelas
sosial sama meratanya seperti pernah dialami sebelumnya? Barangkali kelas
sosial lenyap diantara orang dari kelas perkerja dan kelas menengah. Teori ini
kadang disebut embourgeosiment of society
atau teori masifikasi.
Suatu tinjauan
luas terhadap factor-faktor seperti kekuasaan, pendapatan, kakayaan, status dan
partisipasi didalam proses politik ileh kriesberg disimpulkan:
Kekayaan pribadi barangkali menjadi didistribusikan
secara sama dalam belas tahun terakhir, tetapi kekayaan dalam bentuk saham
perusahaan; konsentrasi dalam pemilikan sarana produksi meningkat seperti
direfleksikan didalam penyusutan wirausaha
Studi Duncan di
University of Michigan menunjukan mobilitas ekonomi yang jauh lebih besar
dibandingkan yang umumnya dianggap bener pada masa lalu. Studi itu didasarkan
pada analisis gerakan diantara quintile pendapatan dan memperlihatkan
bahwa diantara tahun 1971 dan 1978 hanya
sekitar setangah dari mereka yang mulai dengan quintile pendapatan terendah berakhir diatas sana sebaliknya dari individu-individu didalam
keluarga dengan quintile tertinggi,
kurang dari setengah tetap berada disana. Jadi, “dari kaya menjadi miskin”
hamper sama lazimnya dengan “dari miskin menjadi kaya” di Amerika Serikat.
F.
Pemasaran untuk pangsa kelas sosial
·
Penentuan pangsa pasar
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah penentuan
pangsa pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogeny dan
membuat tawaran uang kuat secara khusus untuk mereka.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi
langkah-langkah berikut:
1.
Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk
2.
Perbandingan variable kelas sosial untuk pemangsaan dengan variable lain
(pendapatan, siklus hidup, dsb.)
3.
Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi didalam target
pasar.
4.
Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan efektifitas bauran
pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
·
Pengenalan kebutuhan dan kriteria evaluasi
Sebagai seorang pamasar, sebelum melakukan proses
promosi harus menyiapkan berbagai macam persiapan, didalam kasus ini persiapan
yang harus kita lakukan adalah menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa
pasar kelas sosial dengan melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar
kelas sosial.
·
Proses pencarian
Perbedaan kelas sosial membedakan pula pola informasi
tentang suatu produk yang didapat oleh masing-masing individu, kelas bawah yang
berada didaerah lebih terpencil akan susah mendapatkan informasi tentang suatu
barang yang beredar dipasaran sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah
mendapatkan informasi tersebut.