Pluralisme
by Unknown
Ketika
kita dihadapkan pada banyaknya konflik yang sedang terjadi, istilah
pluralism semakin banyak dibicarakan orang. Pada dasarnya pluralism
merupakan istilah yang datang dari barat dan pada awalnya pun pluralism
tidak dikaitkan dengan suatu konflik yang sedang terjadi, tetapi dengan
filsafat metafisika. Yang kemudian berkembang sejalan dengan timbulnya
berbagai kasus dan sebuah kritik akan keseragaman. Sejalan dengan
perkembangan cara berfikir manusia yang lebih kompleks, banyak yang
mengartikan pluralism dengan berbagai macam analisis. Dalam suatu
konflik, khususnya yang terjadi di Indonesia, ada sebuah pemahaman bahwa
pluralism adalah segala-galanya dalam penyelesaian konflik itu. Tetapi
perlu diingat lagi bahwa bukanlah segala-galanya pluralism dalam
menyelesaikan konflik agama, ras, budaya, social, tetapi hanya salah
satu cara saja dari banyak hal lain yang diajukan. Juga perlu
ditegaskan, adanya pluralism bukan berarti tidak ada konflik.
Saya
lewat tulisan ini akan mencoba memancing diskusi diantara kita.
Artinya, apa yang ada didalam wacana ini hanyalah sebuah bahan yang
masih perlu dilengkapi lagi.
Ada beberapa pengertian tentang pluralism, dan ini adalah beberapa pengertiannya :
2. a. suatu keadaan yang dengannya berbagai kelompok suku, agama dan budaya ada dan diperbolehkan dalam sebuah masyarakat.
b. keyakinan bahwa keadaan seperti itu diinginkan dan secara social menguntungkan.
3. philosophy
a. ajaran bahwa realitas terdiri dari banyak substansi dasar.
b.
keyakinan bahwa tidak ada satu system penjelasan atau pandangan tunggal
terhadap realitas yang dapat berlaku untuk seluruh fenomena kehidupan.
Ada juga pengertian yang menyatakan bahwa pluralism adalah “the existence within a society of a variety of ethnic, cultural, and religious groups” { adanya aneka kelompok suku, budaya dan agama dalam masyarakat }.
Indonesia adalah masyarakat yang berbeda, atau dikenal BHINEKA TUNGGAK IKA dan
sudah wajar apabila didalamnya terdapat banyak perbedaan atau
kemajemukan yang merupakan realita. Bahwa semua orang hidup bertetangga
dengan orang lain suku, lain agama, lain budaya dan seterusnya. Akan
tetapi pluralism tidak hanya sekedar bahwa perbedaan itu ada, akan
tetapi perbedaan itu adalah sebuah pandangan hidup dan sebuah landasan
dasar untuk hidup bersama.
Prof. Dr. Diana L, Eck dalam pidatonya di Malaysia mengenai keragaman agama dalam demokrasi :
Pluralism
bukanlah sebuah ideology, melainkan lebih merupakan proses dinamis
keterlibatan kita dengan pihak lain dalam melalui perbedaan-perbedaan
yang paling mendalam.