Komunikasi Islam

by



KOMUNIKASI ISLAM
Komunikasi global merupakan salah satu kekuatan yang sedang berkembang dewasa ini. Kehadirannya telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, budaya, militer, dan sebagainya. Kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang berjalan di dunia internasional tentu-nya tidak terlepas dari adanya peran komunikasi secara global. Persoalan yang menarik untuk dibahas bagaimana dunia Islam dalam menghadapi persoalan komunikasi global tersebut. Peran apa yang dimainkan oleh Islam dalam percaturan komunikasi global, serta upaya apa yang mesti dilakukan agar Islam dapat berperan secara signifikan dalam komunikasi global?
Dengan pemahaman tersebut, dialog antara Jibril dengan Muhammad ketika pertama kali turun wahyu di Gua Hira dapat dikategorikan sebagai proses komunikasi. Di dalam dialog tersebut, Nabi yang awalnya tidak memahami apa yang ingin disampaikan oleh malaikat Jibril, pada akhirnya memahami dan mengikuti apa yang disampaikan oleh Jibril yang kemudian dikenal dengan wahyu pertama surat al-Alaq ayat 1-5.
Begitu juga ketika Nabi menyampaikan (menceritakan) peristiwa yang dialaminya kepada Istrinya dan seorang pendeta dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Betapa tidak, cerita yang dikisahkan oleh Nabi kepada isteri dan pendeta begitu jelas dan mendapat respons yang positif dari kedua orang tersebut. Hal ini berarti ada kesesuaian makna yang bisa ditangkap dari komunikator (Nabi) kepada komunikan (Khadijah dan Pendeta).
Tradisi komunikasi semakin sistematis terjadi ketika Nabi mulai mengajak umatnya untuk masuk Islam atau yang dikenal dengan istilah tabligh. Menurut Ibnu Khaldun seorang Filosof dari Andalusia bahwa istilah tabligh merupakan sebuah teori komunikasi dan etika.12 Dikatakan demikian mengingat di dalam ajaran Islam tabligh dalam operasionalisasinya tidak bisa dilepaskan dengan etika. Tanpa etika tabligh akan berjalan secara sewenang-wenang. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip yang mesti dipegang ketika hendak mengembang-kan tabligh.
Pertama, tabligh hendaknya memegang prinsip tawhid sebagai prinsip fundamental dalam setiap aspek kehidupan. Dengan berpegang kepada prinsip ini, maka tabligh lebih diarahkan kepada usaha untuk menghancurkan atau membebaskan segala macam mitos yang menerpa individu maupun masyarakat. Di dalam era global seperti sekarang ini, mitos dapat berbentuk kekuatan (power), kekuasaan, modernisasi, media dan segala hal yang dapat menguasai individu atau masyarakat yang dapat mengalahkan manusia untuk tunduk kepada kekuasaan Tuhan. Prinsip ini sejalan dengan firman Allah “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (Q.S. Al-Anbiya: 25).
Kedua, prinsip amar ma’ruf nahy munkar (commanding to the right and prohibiting from the wrong). Prinsip ini merupakan prinsip tanggung-jawab setiap individu maupun institusi untuk mengajak orang lain atau institusi lain dalam menegakkan kepemimpinan dan cita-cita Islam. Dalam hal ini, institusi tidak hanya terbatas pada institusi dakwah, melainkan juga institusi-institusi seperti pers, radio, film dan sebagainya. Dalam menjalankan tanggung-jawab, al-Qur’an memberikan petunjuk dengan cara bijaksana (hikmah), nasehat yang baik dan dengan cara mujadalah yang ihsan (Q.S. An-Nahl: 125
Ketiga, prinsip ummah. Prinsip ini terutama berkaitan dengan kehidupan politik individu dan masyarakat Islam. Konsep ummah dalam Islam melebihi dari batas-batas negara dan batas-batas politik. Dengan konsep ini, Islam tidak memisahkan antara individu satu dengan individu lain sebagai anggota masyarakat. Ras, etnis, kesukuan dan nasionalisme tidak diakui oleh Islam. Islam mengakui adanya kebangsaan, perbedaan budaya, dan faktor geografis, tetapi Islam menolak adanya dominasi yang berdasarkan kepada kebangsaan. Oleh karenanya, tabligh dalam kerangka politik, spiritual dan etika harus memainkan peran yang dapat memelihara kesatuan komunitas Islam. Kemudian, tabligh pada level individu dan sosial berperan untuk menjaga hubungan yang harmonis antara Tuhan, individu dan masyarakat.
Keempat, prinsip taqwa. Prinsip ini menjadi landasan gerak setiap individu muslim di dalam menjalankan tabligh. Mengingat taqwa di dalam Islam menjadi standar kualitas seseorang dihadapan Allah, dan segala aktivitas yang kita lakukan semuanya mengharap kepada keridlaan-Nya. Oleh karena itu, taqwa hendaknya dijadikan landasan utama individu muslim dalam melakukan aktivitasnya.
Komunikasi dalam islam
1.       Sumber (source)              : Al Qur’an dan Sunnah
2.       Komunikator                      : - khusus             : Ulama (Thofiatun Liyatafaqqohu Fiddin)
-          Umum          : Setiap Muslim / muslimat yang mukallaf (Dewasa)
3.       Pesan (message)             : - Al-Qur’an dan Sunnah
-          Penjabaran Al-Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan
4.       Approach                            : Hikmah, Kasih Sayang, dan Persuasive
5.       Tujuan (destination)       : - Perubahan sikap, dan tingkah laku sesuai dengan isi dan harapan dari pesan yang disampaikan
-          Terwujudnya amal shaleh yaitu perbuatan yang selaras dengan al-qur’an dan sunnah
Dengan terpenuhinya persyaratan diatas, maka dapat dikatakan bahwa penjabaran tersebut merupakan proses komunikasi islam. Ciri-cirinya yang khas yang membedakan dirinya dari segala bentuk komunikasi yang lainnya.
Sehingga dapat kita formulasikan pengertian komunikasi islam itu sebagai “suatu komunikasi yang khas dimana seorang mubaligh (komunikator) menyampaikan pesan-pesan (message) yang bersumber atau sesuai dengan ajaaran Al-Qur’an danSunnah, dengan tujuan agar orang lain (komunikan) dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan tersebut”.
Dari uraian di atas, tampaklah kepada kita bahwasannya dakwah itu merupakan salah satu bentuk komunikasi yang khas yang membedakan dirinya dari bentuk komunikasi yang lain pada umumnya. Perbedaan itu khususnya terletak pada sumber )source) – pesan (message) – approach – dan tujuannya (destination). Didalam pandangan islam, komunikasi islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu hablumminannas, hablumminanallah, dan hablumminal alm.