ILMU KALAM, ILMU YANG BERDIRI SENDIRI

by



ILMU KALAM, ILMU YANG BERDIRI SENDIRI

A.     Definisi Ilmu Kalam

   Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan juga membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya.
   Ada yang mengatakan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin.
   Menurut Ibnu Khaldun,ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan Salaf dan Ahli Sunnah.


B.      Asal-usul Sebutan Ilmu Kalam

   Dinamakan ilmu kalam karena :
        1.Persoalan terpenting yang menjadi pembicaraan abad-abad permulaan Hijrah ialah “firman Tuhan” (kalam Allah) dan non azalinya Qur’an (khalq al-qur’an). Karena itu keseluruhan isi ilmu kalam dinamai dengan salah satu bagiannya yang terpenting.
 2.Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil-dalil ini nampak jelas dalam pembicaraan –pembicaraan para Mutakallimin.Mereka jarang-jarang kembali pada dalil naqal (qur’an & hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu.
3.Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam filsafat,maka pembuktian dalam soal-soal agama ini dinamakan ilmu kalam,untuk membedakan dengan logika dalam filsafat.
   Ilmu kalam juga dinaman ilmu tauhid. Arti tauhid ialah percaya kepada Tuhan YME(mengesakan tuhan)tidak ada sekutuNya. Ilmu kalam dinamakn ilmu tauhid karena tujuannya ialah menetapkan keesaan Allah dalam dzat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Ialah yang menjadi tempat tujuan terakhir alam ini.Prinsip inilah yang menjadi tujuan utama daripada keutusan Nabi Muhammad s.a.w.
   Ilmu kalam juga dinamakan Ilmul Aqaid atau Ilmu Ushulluddin. Hal ini dapat dimengerti,karena persoalan kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya.
   Ilmu kalam menyerupai Ilmu Theology (ilmu allahut) bagi orang-orang Masehi. Ahli ilmu kalam disebut Mutakallimin.Golongan ini bisa dianggap sebagai golongan yang berdiri sendiri yang menggunakan akal-fikiran (alasan-alasan fikiran) dalam memahami nash-nash (teks-teks) agama dan mempertahankan kepercayaan-kepercayaannya. Mereka berbeda dengan golongan Hambali yang berpegang teguh pada kepercayaan-kepercayaan orang salaf. Berbeda juga dengan orang-orang tasawuf,yang mendasarkan pengetahuannya (ilmunya;ma’rifah) kepada pengalaman batin dan renungan atau kasyf (terbuka dengan sendirinya). Mutakallimin berbeda juga dari golongan Filosof yang mengambil oper pemikiran-pemikiran filsafat Yunani dan yang menganggap bahwa filsafat itu benar seluruhnya. Mereka juga berbeda dengan golongan Syi’ah ta’limiyyah (doctrinaire) yang mengatakan bahwa dasar utama untuk ilmu bukan yang didapati akal,bukan dari dalil naqal(alqur’an & hadits),tetapi didapati dari imam-imam mereka yang suci (ma’sum).
C.      Sebab-sebab Berdirinya Ilmu Kalam
a.      Faktor-faktor Dari Dalam
1.      Qur’an sendiri di samping ajakannya kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan hal-hal lain yang berhubunagn dengan itu,menyinggung pula golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa Nabi Muhammad s.a.w,yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar.
2.      Ketika kaum Muslimin selesai membuka negeri-negeri baru untuk masuk islam,mereka mulai tentram dan tenang fikirannya,disamping melimpah-limpahnya rizqi. Di sinilah mulai mengemukakan persoalan agama dan berusaha mempertemukan nas-nas agama yang kelihatannya saling bertentangan.
3.      Soal-soal politik.
b.      Faktor-faktor Dari Luar
1.      Para pemeluk-pemeluk Islam yang semula beragama Yahudi,Masehi,dan lain-lain.
2.      Golongan Islam yang dulu,terutama golongan Mu’tazilah,memusatkan perhatiannya untuk penyiaran Islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam.
3.      Para Mutakallimin hendak mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat,maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat,terutama segi ketuhanan.


D. Perbedaan Metode antara Ilmu Kalam dan Filsafat
1.      Mutakallimin lebih dahulu percaya kepada pokok persoalan dan mempercayai kebenarannya.Kemudian mereka menetapkan dalil-dalil fikiran untuk pembuktiannya. Sedangkan pembahasan dan pemikiran filsafat lepas dari pengaruh-pengaruh dan kepercayaan-kepercayaan, dan dalam melakukan penyelidikannya mereka menyusun dalil-dalil fikiran sampai mencapai suatu hasil (conclusi),bagaimanapun juga adanya hasil ini mereka pegang kuat-kuat.
2.      Dari segi pembinaanya,Ilmu kalam timbul berangsur-angsur dan mula-mula hanya merupakan beberapa persoalan yang terpisah-pisah. Sedangkan filsafat islam,tidak timbul secara berangsur-angsur,tetapi sudah melalui fase pertumbuhan di Yunani sendiri maupun di negeri-negeri lainnya.
E.      Perbedaan Metode Antara Al-Qur’an Dan Ilmu Kalam
   Ilmu kalam membicarakan tentang kepercayaan-kepercayaan Islam yang sebagian besarnya disebutkan Qur’an, dan tujuannyapun sama, yaitu mengajak manusia menganut kepercayaan-kepercayaan tersebut ,namun ada perbedaan dalam cara menguraikannya. Qur’an dalam ajakannya untuk iman memanggil jiwa, Qur’an tidak menyusun dalil-dalilnya secara logika,yang terdiri dari minor premise (mukaddimah sugra),mayor premise (mukaddimah kubra) dan conclusi (natijah). Selain itu Qur’an juga tidak menggunakan istilah-istilah filsafat.
F.       Aliran-aliran Teologi Islam
a.      Masa Klasik
1.      Khawarij, yaitu suatu sekte/aliran /kelompok pengikut Ali bin abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak setuju dengan keputusan Ali yang menerima arbitrase dengan pihak Mu’awiyah.Pada awalnya,kelompok ini sangat setia kepada Ali.
2.      Murji’ah, yaitu orang yang menunda/menangguhkan penjelasan kedudukan orang yang bersengketa,yakni Ali dan Mu’awiyah serta pasukannya masing-masing  hingga hari kiamat kelak.
3.      Jabariyah,yaitu aliran yang berpendapat bahwa semua perbuatan manusia di dunia telah ditentukan oleh Allah.
Salah satu tokoh Jabariyah Moderat yaitu Husain bin Muhammad An-najjar.
4.      Qadariyah, yaitu aliran yang percaya bahwa segala perbuatan manusia tidak ditentukan oleh Allah.
5.      Mu’tazilah, yaitu kelompok yang memisahkan diri atau kelompok rasionalis,yang memberikan peranan dan fungsi yang sangat besar kepada akal dalam kehidupan manusia.
b.      Masa Modern
  Salah satu tokoh pada masa ini yaitu : Syekh Muhammad Abduh , nama lengkapnya adalah Muhammad Bin abduh Bin Hasan Khoirullah. Ia merupakan pembaharu  pemikiran Islam yang pengaruhnya masih cukup kuat sampai sekarang. Salah satu pemikirannya yaitu dalam hal “Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu” ,menurutnya,antara akal dan wahyu tidak bertentangan. Keduanya harus difungsikan secara optimal sesuai dengan kedudukannya. Abduh memberikan kekuatan yang cukup tinggi kepada akal,yakni dengan akal saja manusia dapat mengetahui hal-hal berikut :
-          Tuhan dan sifat-sifat-Nya
-          Keberadaan hidup di akhirat
-          Kewajiban mengenal Tuhan
-          Kewajiban manusia melakukan perbuatan baik dan meninggalkan yang jahat.
-          Hukum-hukum mengenai kewajiban tersebut.