Komunikasi dan Jurnalistik
by Unknown
KOMUNIKASI DAN
JURNALISTIK
A. Pers
sebagai sarana kegiatan jurnalistik
1. Pengertian
dan ciri-ciri pers
Istilah pers berasal dari bahasa belanda, yang dalam bahasa inggris berarti
press. Secara harfiah pers berarti
cetak, dan secara maknawiyah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi. pers
adalah lembaga kemasyarakatan. Dan menjadi subsistem kemasyarakatan tempat ia
berada bersama-sama dengan sistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak
hidup secara mandiri, tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya.
Dalam perkembangannya pers
mempunyai dua pengertian, yaikni pers
dalam pengertian luas dan sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi
segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan
televisi siaran, sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada
media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita
Ciri-ciri komuikasi massa sendiri yakni
komunikasi dengan mengguakan media massa, adalah prosesnya berlangsung satu
arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum. Medianya menimbulkan
keserempakan, dan komunikannya heterogen.
Fred
S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramn dalam bukunya yang terkenal
berjudul Four Theories of the Press
menyatakan bahwa pers didunia sekarang dapat dikatagorikan menjadi empat, yaitu
:
a.
Authoritarian
press,
b.
Libertarian
press,
c.
Social
responsibility press, dan
d.
Soviet
communist press.
Dan William L. Rivers, Wilbur Schramm, dan Clifford G. Christians dalam
bukunya, Responsibility i Mass
Communication, mengutip kata-kata Alexander
Solzhenitsyn sebagai berikut :
pers di negara-negara barat telah menjadi
paling berkuasa, lebih berkuasa daripada legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Lalu tampaknya orang akan bertanya dengan undang-undang yang mana pers itu
dipilih dan kepada siapa ia bertanggung jawab.
2. Fungsi
pers
Walupun pers di dunia berdiri
semata-mata karena keuntungan finansial, seperti pers di negara bebas, termasuk
indonesia. Meskipun demikian, dalam upayanya mencari keuntungan finansial itu
pers tidak boleh kehilangan identitasnya sebagai lembaga yang dinamakan pers.
Dan pers pula harus menjaga nama baik pers itu sendiri. Idealisme yang melekat
pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain menyiarkan informasi
juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.
B. Jurnalistik
sebagai objek studi ilmu komunikasi
1. Pengertian
jurnalistik
Istilah jurnalistik berasal dari
bahasa belanda journalistiek. Seperti
halnya dengan istilah bahasa inggris journalism
yang bersumber pada perkataan jornal, ini merupakan bahasa terjemahan dari
bahsa latin diurna yang berarti harian
atau setiap hari.
Dari berbagai literatur dapat
dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak, tetapi semuanya
berkisar pada pengertian bahwa jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan
harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya
kepada masyarakat. Apa saja yang terjadi di dunia, apakah itu peristiwa faktual
(fact) atau pendapat seseorang (opinion), jika diperkirakan akan menarik
perhatian khalayak, akan merupakan bahan dasar bagi juurnalistik, akan menjadi
bahan berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat, walaupun terkadang berita
itu diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu.
Dengan majunya tekhnologi yang
begitu pesat yang menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi sangat
luas karna tidak lagi mengelola laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi
juga untuk sarana radio dan televisi. Sungguhpun demikian, radio siaran dan
televisi siaran sebagai media elektronik telah menimbulkan pengaruh yang cukup
berarti terhadap jurnalistik surat kabar sebagai media cetak. Oleh karena itu,
para wartawan surat kabar berusaha mengubah teknik pengolahan berita dengan
tujuan agar khalayak pembaca tetap tertarik dan memerlukannya.
Revolusi tekhnologi menghasilkan
penyempurnaan alat percetakan yang mampu mengubah kecepatan menyusun huruf dan
bahan berita sehingga kecepatan mencetak surat kabar menjadi berlipat ganda.
Dalam pada itu, ilmupun telah berkembang sehingga jurnalistik dijadikan sebagai
objek studi secara ilmiah. Ilmu yang paling tepat untuk mempelajari dan
meneliti kegiatan jurnalistik adalah ilmu komunikasi.
2. Proses
jurnalistik sebagai proses komunikasi
Kegiatan jurnalistik sebagai
suatu proses harus dilihat sebagai peroses komunikasi. Dalam hubungan ini
paradigma Lasswell yang terkenal, yakni Who
Says What In Which Channel to Whom With What Effect, dapat diterapkan :
a.
Siapa
Komunikan Jurnalistik
Jawaban
terhadap pertanyaan diatas jelas adalah khalayak, sejumlah orang dari
masyarakat keseluruhan. Bagi jurnalistik pers khalayak adalah pembaca ; yang
buta aksara tidak termasuk kedalam khalayaknya. Hal ini berlainan dengan
komunikan jurnalistik radio dan televisi yang jumlahnya lebih banyak karena
meskipun buta aksara mereka akan mengerti semua berita yang muncul dari pesawat
radio maupun televisi.
b.
Ciri
dan Sfat Media yang Dipergunakan
Ciri dan
sifat media yang dipergunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik amat
berpengaruh kepada komponen-komponen komunikasi lainnya. Jurnalistik surat
kabar berbeda dengan majalah, berbeda pula denan radio dan televisi meskipun
dalam hal-hal tertentu ada kesamaannya.
Karena yang
bobotnya dibicarakan di sini adalah surat kabar, maka yang akan dibahas lebih
lanjut adalah media tersebut.
1)
Ciri
surat kabar
a)
Publisitas
Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan
umum, karenanya berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus mencangkut
kepentingan umum.
b)
Universalitas
Unniversalitas sebagai ciri lain dari surat kabar
menunjukan bahwa surat kabar harus memuat aneka beriat mengenai
kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.
c)
Aktualitas
Yang dimaksud dengan aktualitas ialah kecepatan
penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat
kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut
persaingan dengan surat kabar lain.
2)
Sifat
surat kabar
a)
Terekam
Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh
surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri dari
huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau
hal yang diberitakan trekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat
dan bisa dipakai sebagai bukti unuk keperluan tertentu.
b)
Menimbulkan
perangkat mental secara aktif
Karena berita surat kabar menyebabkan pembaca harus
menggunakan perangkat mentalnya secara aktif, maka wartawan yang menyusun harus
menggunakan bahasa yang umum dan lazim agar mudah dipahami.
c.
Pesan
menyangkut kebutuhan komunikan
Dalam proses
komunikasi, pesan yang akan diasampaikan kepada komunikan menyangkut teknik
trasnsmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.
d.
Efek
sesuai dengan tujuan
Efek yang
diharapkan dari pembaca surat kabar tergantung pada tujuan si wartawan sebagai
komunikator. Tujuan komunikasi melalui media surat kabar dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan seperti apakah
tujuannya agar pembaca tahu ?, apakah tujuannya agar pembaca berubah sikap dan
perilakunya ?, atau apakah tujuannya
agar pembaca meningkat intelektualitasnya ?
e.
Yang
harus dilakukan oleh wartawan sebagai komunikator
Meskipun komponen komunikasi melalui surat kabar,
yaitu wartawan, dibahas paling akhir, ini merupakan hal yang paling penting
karena berhasil tidaknya misi surat kabar tergantung pada kemampuan dan
keterampilan wartawannya. Pada surat kabar akan merupakan kesatuan yang
terpadu, yang pada gilirannya akan menghasilkan sebuah surat kabar kesayangan
masyarakat.
Demikianlah
beberapa hal mengenai jurnalistik sebagai pers ditinjau dari ilmu komunikasi,
suatu pembahasan yang hanya menekankan aspek-aspek yang esensial.
DAFTAR PUSTAKA
Adinegoro, publistik
& Djurnalistik, djilid I, Gunung Agung, Djakarta, 1963
Effendy, onong uchjana, ilmu komunikasi teori dan
praktek, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung,
1992
Lasswell, harold d, the structure and function of
communication in society, dalam wilbur schramm, ed., mass communication, university of illionis press, urbana-chicago,
1972
Oey hong lee,
publistik pers, penerbit dan balai buku ichtiar, jakarta, 1965
Schramm, wilbur, dan donald f., roberts, the process and effects of mass
communication, revised edition, university of illionis press,
urbana-chicago-london, 1971
Undang-undang no. 11 tahun 966
tentang ketentuan-ketentuan pokok pers.