7 TRADISI DALAM TEORI ILMU KOMUNIKASI
by Unknown
7 TRADISI
DALAM TEORI ILMU KOMUNIKASI
Robert Craig mencoba menyebut adanya tujuh tradisi dalam kajian
komunikasi
yaitu semiotik, fenomenologi cybernetik, psikologi sosial, , sosial
budaya, kritis,dan retorika
1. Tradisi Semiotik
Dalam Littlejohn disebut secara lebih rinci landasan teoritis dari
kalangan ahli linguistik seperti Ferdinand de Saussure, Charles S. Pearce, Noam
Chomsky, Benjamin Whorlf, Roland Barthes, dan lainnya. Mencoba membahas tentang
hakekat simbol. Jadi terdapat banyak teori komunikasi yang berangkat dari
pembahasan seputar simbol. Keberadaan simbol menjadi penting dalam menjelaskan
fenomena komunikasi.Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk
mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka.
Mengkaji aspek ini merupakan aspek yang penting dalam memahami
komunikasi.Teori-teori komunikasi yang berangkat dari tradisi semiotik menjadi
bagian yang penting untuk menjadi perhatian. Analisis-analisis tentang iklan,
novel, sinetron, film, lirik lagu, video klip, fotografi, dan semacamnya
menjadi penting.
Tradisi Semiotika itu sendiri terbagi atas tiga Varian yaitu Semantic
(bahasa) merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau
tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. sintagmatic atau kajian tentang
hubungan antar tanda . tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. Dan yang
terakhir paradigmatic yang melihat bagaiman sebuah tanda membedakan antara satu
manusia dengan yang lain atau sebuah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh
masing masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya.
2. Tradisi Fenomenologi
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian
dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan tentang
khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula bagaimana proses yang
berlangsung dalam diri khalayak. Beberapa figur penting disini adalah James
Lull, Ien Ang, dan sebagainya. Kajian tentang proses resepti (reception
studies) yang berlangsung dalam diri
khalayak menjadi penting. Maka proses resepsi sangat ditentukan oleh
factor nilai-nilai yang hidup dalam diri khalayak tersebut. Pendekatan
etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam tradisi ini.
Adapun Varian dari tradisi Fenomonologi ini adalah Fenomonelogi Klasik
dipelopori oleh Edmund Husserl penemu Fenomenologi Modern Husserl percaya
kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, tapi kita harus
bagaimana pengalaman kita bekerja. Dengan kata lain kesadaran akan pengalaman
dari setiap individu. kemudian Fenomenologi Persepsi berlawanan dengan Husser
yang membatasi fenomenologi pada objektivitas dan yang terakhir adalah
Fenomenologi Hermeneutik aliran ini selalu dihubungkan dengan Martin Heidegger
dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut dengan Hermeneutic of dasein
yang berarti suatu “interpretasi untuk menjadi”.
3. Tradisi Cybernetik
Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi
cybernetik
berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang
saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain
yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka
sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses
didalam internal sistim. proses resepsi terhadap pesan yang berlangsung dalam
diri khalayak. Beberapa figur penting disini adalah Wiener, Shannon-Weaver,
Charles Berger, Guddykunts, Karl Deutch, dan sebagainya.
Adapun varian dari Tradisi Cybernetic ini adalah : Basic System Theory,
ini adalah fromat dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur
yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Yang kedua adalah General
System Theory System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu
pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain.
Dan yang ketiga adalah Second Order Cybernetic dikembangkan sebagai sebuah
alternative dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic
membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar
dengan sendirinya.
4. Psikologi Sosial
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama aliran behavioral. perhatian pada
perubahan sikap (attitude). Hubungan media dan khalayak tentunya akan
menyebabkan terjadinya perubahan sikap. Media menjadi stimulus dari luar
diri khalayak yang akan menyebabkan terjadinya perubahan sikap.
Kasus lain seperti komunikasi persuasi. Pengaruh komunikator terhadap
perubahan sikap khalayak.
Teori-teori yang berangkat dari psikologi sosial ini juga dapat menjelaskan
tentang proses-proses yang berlangsung dalam diri manusia dalam proses
komunikasi yakni ketika proses membuat pesan dan proses memahami pesan. Manusia
dalam proses menghasilkan pesan melibatkan proses yang berlangsung secara
internal dalam diri manusia seperti proses berfikir, pembuatan keputusan,
sampai dengan proses menggunakan simbol. Demikian pula dalam proses memahami
pesan yang diterima, manusia juga menggunakan proses psikologis seperti
berfikir, memahami, menggunakan
ingatan jangka pendek dan panjang hingga membuat suatu pemaknaan.
Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia.
Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri
manusia. Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement,
prejudice, anxienty, dan sebagainya.
Adapun Varian dari Tradisi ini adalah : Behavioral Tipikal dari teori ini
adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan.
Kemudian Koginitif cabang ini cukp banyak digunakan saat ini berpusat pada
pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu
memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara yang arah tingkah
laku yang keluar . kemudian biological cabang ini berupaya mempelajari manusia
dari sisi biologikalnya
5. Tradisi Sosial Budaya
Tradisi sosial budaya berangkat dari kajian antropologi. Bahwa komunikasi
berlangsung dalam kontek budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi
dan kebudayaan suatu masyarakat. Konsep kebudayaan yang dirumuskan Clifford Geertz
tentu saja menjadi penting. Media massa, atau individu ketika melakukan
aktivitas komunikasi ikut ditentukan faktor-faktor situasional tertentu.
Beberapa figur penting disini adalah James Lull, Geertz, Erving Goffman, George
H. Mead, dan sebagainya.
Adapun varian dari Tradisi ini adalah : Interaksi symbolic merupakan hal
yang sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan
ZHerbert Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi
sebagai cara untuk dari menyelidiki hubungan sosial. Konstruksi Sosial pada
cabang ini menginvestigasi bagaimana
pengetahuan manusia dikosntruksi melalui interaksi sosial. Dan yang
terakhir Sosial Linguistik Ludwig Wittgenstein seorang filosof Jerman bahwa
arti dari bahasa tergantung pada penggunaannya.
6. Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan
terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari
sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi
oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain,
aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan
kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup
komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini tampak kental
dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan
dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
Beberapa figur penting dapat disebut seperti Noam Chomsky, Herbert Schiller,
Ben Bagdikian, C. Wright Mills, dan sebagainya yang pemikiran
mereka menyoroti tentang media sementara Stanley Deetz diantaranya pada
komunikasi
adapun Varian dari Tradisi ini adalah : marxisme merupakan peletak dasar
dari tradisi kritis ini . Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari
segala struktur sosial. Kemudian Kritik Politik ekonomi pandangan ini merupakan
revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam
dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan
ekonomi. aliran Frankfurt Aliran ini memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam
rangka mempromosikan suatu filosofi sosial teori kritis mampu menawarkan suatu
interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat,
kultur ekonomi, dan kesadaran. Posmodernisme Ditandai dengan sifat relativitas,
tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap
sebagai sesuatu yang sakral . Cultural studies memusatkan pada perubahan sosial
dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri. Post strukturalis yakni
pandangan yang memandang realitas merupakan
sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Post
Colonial mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses
imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.
7. Tradisi Retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau
simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat
dalam menyampaikan maksud. yang berkaitan dengan proses pembuatan pesan (message
production) Tradisi retorika dapat menjelaskan baik dalam kontek komunikasi
antar personal maupun komunikasi massa. Sepanjang memberi perhatian terhadap
bagaimana prosesproses merancang isi pesan yang memadai sehingga proses
komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Faktor-faktor nilai, ideologi,
budaya, dan sebagainya yang hidup dalam suatu organisasi media atau dalam diri
individu merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembuatan pesan. Bahwa
pesan dihasilkan melalui proses yang melibatkan nilai nilai, kepentingan,
pandangan hidup tertentu dari manusia yang menghasilkan pesan.
Adapun varian dari tradisi ini dapat dibagi menajdi beberapa era yaitu
Era Klasik, Abad Pertengahan, Renaissance, Pencerahan , kontemporer dan
postmodernesme: era klasik di mana terjadi pertarungan antara dua aliran yaitu
sophis dan filosof yang mana aliran sophis beranggapan bagaimana kita dapat
berargumen untuk memenangkan suatu perkara melalui retorika tidak peduli apakh
itu benar atau tidak dan berlawanan dengan aliran filosif yang menganggap bahwa
Retorika hanya digunakan untuk berdialog untuk mendapatkan kebenran yang
absolute. Era Abad pertengahan Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus
pada pengaturan
gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap sebagai
ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab agama Kristen
dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Era Renaissance Renaissance
masa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika sebagai suatu seni. Masa
Pencerahan retorika menjadi sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan
suatu kebenaran. Hal ini menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik
seperti saat ini. Era Kontemporer era ini ditandai dengan pemanfaatn media
massa untuk menyampaikan suau pesan baik secara verbal maupun visual pada media
massa. Postmodernisme Aliran ini merupakan alternative yang dimulai dari asumsi
yang berbeda, nilai nilai acuan yang berbeda, untuk menghasilkan suatu retorika
yang berbeda pula.